Ekonom, Jim Rickards, memprediksi bahwa mata uang BRICS akan meningkatkan harga emas dan pada saat yang sama akan merugikan dolar AS. Menurut Rickards, mata uang BRICS yang dikenal dengan sebutan ‘bric’ akan diikatkan dengan nilai emas tanpa kemampuan untuk ditukar atau didukung oleh emas tersebut. Rickards menjelaskan bahwa mata uang ini akan digunakan untuk menurunkan nilai dolar dengan mengatur harga komoditas. Rickards juga berpendapat bahwa strategi ini akan memungkinkan mata uang BRICS meningkat nilainya ketika dolar AS mengalami inflasi dan depresiasi, yang pada akhirnya akan merusak dolar AS.
Namun, Rickards menyadari bahwa upaya ini mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun untuk terealisasi. Selain itu, dia juga mengatakan bahwa cara lain untuk melemahkan dolar AS adalah dengan mengganggu rantai pasokan komoditas di seluruh dunia. Sebagai contohnya, dia mencatat bahwa setelah pengumuman Rusia dan Ukraina menghentikan perjanjian gandum Laut Hitam, harga gandum naik 10 persen. Rickards berpendapat bahwa dengan mengacaukan rantai pasokan dan menaikkan harga minyak, bensin, dan gandum, mata uang BRICS yang diikatkan dengan emas dapat menjadi lebih berharga daripada dolar AS.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengumumkan bahwa blok BRICS akan membahas mata uang resmi pada bulan Agustus. Selain itu, Rusia juga mengungkapkan niatnya untuk mengembangkan mata uang BRICS yang berbasis emas. Hal ini menimbulkan spekulasi tentang tujuan di balik akuisisi emas oleh aliansi BRICS. Banyak yang memprediksi bahwa kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat dedolarisasi yang telah dilakukan oleh aliansi tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Pertemuan BRICS yang akan datang pada bulan Agustus diharapkan akan menghasilkan keputusan penting yang akan membentuk masa depan aliansi tersebut, termasuk rencana penerbitan mata uang baru.